PENGALAMAN GANJIL, KESAKSIAN ANDRI KECELAKAAN BERDARAH DI KOTO TUO

Rabu, 14 Syawal 1434 H - 21 Agustus 2013 M
Reporter: Fitrayadi

Adri Warisman
Canduang-HN, Banyak pengalaman ganjil yang disaksikan Andri Warisman (26 th) ketika mengevakuasi korban Suzuki Swift silver BA1218RT yang menabrak rumah Gadang suku Guci pada petang Ahad (18/08) yang lalu di simpang Balai Koto Tuo, jorong Gantiang Koto Tuo nagari Canduang Koto Laweh kecamatan Canduang, Agam, Sumbar 

Andri yang biasa dipanggil Datuak ini adalah seorang pemuda yang berusaha di bidang perbengkelan mobil di Koto Tuo yang hanya berjarak 100 m dari lokasi tabrakan. Ketika ditemui HN di lapau LEJ simpang Balai Koto Tuo pada malam petang Selasa (19/08) Ia menceritakan bahwa ketika itu saya mendengar suara ledakan keras yang disusul pekikan orang yang bersorak ada kecelakaan.

Saya langsung lari ke lokasi, disana saya melihat satu unit mobil sudah bersarang di bawah kandang rumah Gadang mak Kayo. Saya langsung mengambil telpon genggam mengontak polisi yang saya kenal. Di hp. saya hanya ada nomor anggota Polresta Bukittinggi. Kemudian saya telpon pula kawan yang lain supaya menghubungi Polsek IV Angkek Canduang.

Terdengar suara ringisan di dalam mobil, bersama yang lainnya saya buka pintu depan.

Kepala pusing melihat benak berceceran
Astaghfirullah saya terkejut dan menutup lagi pintunya "benak orang itu berceceran bercampur darah karena ditusuk kayu". Kepala saya mendadak pusing dan keluar memanggil bapak-bapak yang lain supaya mencari linggis untuk mengungkit pintu dan kursi.

Kami berhasil mengangkat mayat seorang perempuan tua yang kemudian diketahui bahwa dia adalah mertua yang menyetir mobil yang bernama Nen(60 th.). Ia diletakkan di pos ronda dibungkus dengan spanduk plastik yang saya renggut dari bibir atap lapau LEJ. Ketika itu saya merasa punya energi baru yang kuat untuk membantu korban tersebut tanpa merasa lelah.

Sedangkan seorang perempuan lagi yaitu orang tua yang menyetir mobil itu yang kemudian diketahui namanya Sumiar (65 th) kelihatan tidak apa-apa, ia diboncengi seseorang dengan motor diantar ke Puskesmas Baso.

 
Menangguk di air keruh mencuri hp
Di tengah orang-orang sibuk mengevakuasi mayat perempuan tadi, ada seorang yang memakai helm pura-pura membantu, namun tangannya menggapai barang berharga dan hp korban. Hal itu segera terlihat dan orang-orang menghardiknya. Ia segera mengembalikan hp. itu dan buru-buru pergi dari lokasi.

Anak kecil yang senantiasa berzikir
Ini yang membuat haru kebanyakan orang, yaitu Nadya yang baru berumur 7 tahun anak yang membawa mobil. Dalam kesakitan ia berzikir menyebut "subhanallah, Allahu Akbar, La Ilaaha Illallah" dan sesekali memanggil mamanya.

Ketika kami mengevakuasi Nadya, ia berada di tempat sempit dibawah jok. Kursi itu kami ungkit keras hingga patah, barulah Nadya bisa dikeluarkan. Orang-orang menangis melihat Nadya yang selalu berzikir menyebut asma Allah. Mereka menangis bukan karena gawatnya tetapi terharu karena ia selalu berizikir.

Tidak mau menerima tumpangan
Dari mobil yang lewat, tidak ada  yang mau menumpangkan korban untuk dibawa ke rumah sakit. Dari kejauhan saya melihat teman namanya si-Cit. Saya minta ia mengambil Mitsubishi Colt L300 Pick Up di rumahnya.

Dengan Mobil bak itulah 3 orang korban dibawa ke puskesmas Baso. Yaitu supir yang kemudian diketahui namanya Adit (32 th.), istrinya Rita (28 th.) yang sedang hamil 8 bulan, dan anaknya Nadya (7 th.)

Kepala Rita berada dipangkuan saya mengucurkan darah, sesampai di tanggul pertama depan Pondok Pesantren MTI Canduang, ia muntah dan kemudian lemas, saya mengira bahwa ketika itu ia sudah tidak ada lagi. Hal itu dibenarkan oleh petugas medis ketika diperiksa di Puskesmas Baso. 

Dari Puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Ahmad Muchtar Bukittinggi dan terus ke RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Dilokasi tabrakan polisi dan petugas medis sudah ramai. Polisi memasang garis polisi dan jenazah mertua Adit tadi dibawa dengan Ambulan.

Dari pemberitaan TV One kami tahu bahwa korban tewas ada 3 orang yaitu Nen mertua Adit (60 th.), Rita istri Adit (28 th.) dan Nadya anak Adit (7 th). Sedangkan Adit (32 th.) dan orang tuanya Sumiar (65 th) dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Mahalnya kejujuran
Banyak kawan bertanya kepada saya tentang perhiasan korban, ketika itu dengan nada tinggi saya berkata, "kalau mau kaya, dari tadi pasti sudah saya ambil cincin sepenuh jarinya dan kalung yang melingkar di lehernya". Tapi saya tidak mau, itu haram.".HN

3 Komentar

  1. Semoga zikir nAdya menghantarkan arwah bundanya ke sorga.....آمِÙŠّÙ€ٍÙ€ِـنْ ÙŠَآرَبْ آلٌعَآلَÙ…ِِÙŠِÙ†ْ

    BalasHapus
  2. Moga arwah ybs dit di sisi Allah amiiin

    BalasHapus
  3. Selamat jalan ante nen dan rita serta anaknya nadia, semoga amal ibadah diterima disisihnya

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama