RUMAH TAHFIZD UMMI SEMAKIN MENDAPAT HATI DI TENGAH MASYARAKAT LUBUAK ALUANG

 

Rumah Tahfizd Ummi, Jl. Kampung Baru Punggung Kasik Lubuk Alung

Dipublikasikan pada: Jum'at, 19 Maret 2021 M - 06 Sya'ban 1442 H

Lubuak Aluang, gelombangsumatera.com"Setelah 9 bulan berjalan, Rumah Tahfizd Ummi semakin mendapat hati di tengah masyarakat, banyaklah dukungan mengalir hingga dipercepatlah pembangunan mushalla yang agak luas demi kelancaran belajar para santri." Demikian disampaikan oleh ketua dewan Pembina Yayasan Ummi Mahabbatul Qur'an Robbi Ronaldo setelah acara peletakan batu pertama pembangunan mushalla di lingkungan Rumah Tahfizd tersebut di Jl. Kampung Baru - Punggung Kasik, Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada sore Kamis (18/3/2021). 

 

Selanjutnya Robi Ronaldo menyampaikan "visi kita di yayasan ini adalah bagaimana menciptakan santri-santri yang berakhlaq mulia dan bagaimana supaya kita bisa terus bisa memberikan pendidikan gratis bagi seluruh santri, tanpa dipungut  biaya sama sekali. Kita sedih mendengar keluhan dari masyarakat yang berkeinginan mendapatkan pendidikan yang bermutu bagi anak-anaknya namun bayarannya mahal, mereka tidak bisa menjangkaunya, dengan demikian kita selalu berkeinginan untuk membuat wadah yang kokoh serta kuat untuk menciptakan pendidikan al-Qur'an yang gratis bagi masyarakat. Sejak dari awal pendirian lembaga ini sampai sekarang alhamdulillah semua biaya yang ditimbulkan ditanggung semuanya oleh Yayasan dan sekarang sudah banyak donatur yang ikut berpartisipasi membiayainya". katanya.

 

Lebih jauh Robi Ronaldo memaparkan bahwa "sekarang peminat mengaji di Rumah Tahfizd Ummi ini banyak sekali, kalau mau kami menerima, mungkin akan lebih dari 200 orang pesertanya, namun daya tampung lokal kita sekarang ini baru muat untuk 150 orang santri, tetapi untuk ruang shalat memang belum bisa juga muat sebanyak itu. Karena itulah kita bangun mushalla ini dengan lebar 8 m dan panjang 18 meter, itu peletakan batu pertamanya adalah pagi Kamis, 18 Maret 2021 ini."

 

"Dalam kegiatan peletakan batu pertama tadi acara kita mulai jam 8 pagi. Kita mengundang alim-ulama sekitar ini, cadiak-pandai, urang sumando dan masyarakat yang tinggal di sini kita ikut sertakan, juga aparat keamanan yang ada, kita undang, kita ikut sertakan dalam kegiatan ini, kemudian kita juga mengundang Barupas Sumbar sebagai bentuk silaturrahim yang kita dambakan lah sebagai umat Islam. Kemudian teknisnya tukang telah bekarja." tambahnya.

 

"Kedepannya Yayasan Ummi Mahabbatul Qur'an bercita-cita akan membeli lahan tanah untuk dibangun pondok pesantren yang berbasiskan ulumul Qur'an." tukuknya.


 

Ustazd Satrio Hariadi Ketua Yayasan Ummi Mahabbatul Qur'an tersebut menyebutkan cerita awal berdirinya yayasan Ummi Mahabbatul Qur'an itu. "Pertama dari beliau (Bapak Robby Ronaldo) pembina Yayasan meminta saya menjadi pengajar di sini, yang sebelumnya belum pernah kenal dengan beliau. Beliau memposting di facebook "butuh guru Tahfizd Qur'an di Lubuak Alung", kebetulan saya di sini sebagai orang sumando berniat untuk membantu beliau di sini dan Alhamdulillah sudah berjalan 9 bulan. yang dulunya belum ada yayasan, alhamdulillah sekarang kita sudah berbadan hukum, sudah ada SK Yayasan dari Kementerian Agama, sudah ada SK Yayasan dari Kemenkumham." katanya.


"Alhamdulillah sudah berjalan 9 bulan, disini sudah banyak program-program yang kita jalankan. Pertama adalah Subuh berjama'ah, itu awalnya karena Rasulullah SAW Bersabada "Ummat Islam itu akan bangkit kalau dilihat dari pemuda yang subuh berjama'ahnya sama seperti shalat Jum'at. Jadi dengan niat sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. itu mudah-mudahan di kampung baru ini hadirlah orang-orang yang menggemakan Islam, hadir di sini seorang pejuang-pejuang Islam yang berawal dari pejuang Subuh." paparnya.


"Jadi awal program kami di sini adalah Subuh dimulai dengan program hafalan al-Qur'an, lalu di sore harinya lalu kita lanjutkan dengan setoran hafalan, minimal satu hari, karena kita disini baru mulai harus membiasakan dulu kepada anak. Yaitu membiasakan mencintai Al-Qur'an, karena sebelum orang itu mencintai al-Qur'an ia akan susah untuk menghafal al-Qur'an itu. Karena di sini baru awal 9 bulan menghafal al-Qur'an maka kita butuhkan kebiasaan minimal 3 baris satu hari, paginya dihafalkan lalu sorenya disetorkan. Menghafal tetap dibimbing oleh guru." terangnya.


"Kalau metode menghafal alquran yang kami pelajari dulu sebelum itu di Pondok Tahfizd di Jogja dulu kami belajar, itu programnya adalah metode yang dipakai itu adalah mengulang, sebab seorang hafizd alquran itu bukanlah orang yang selesai menghafal 30 Juz, tidak, seorang yang hafizd itu adalah seorang yang sudah menanda-tangani kontraknya akan menjaga hafalannya sampai ia mati. Bukan hanya menghafal 30 Juz kemudian tidak dijaga, bukan, bukan itu seorang hafizd. Walaupun ia hafal 2 Juz atau 3 Juz, tetapi dia jaga sampai mati, itulah ia seorang Hafizd. Itulah yang kita jaga kebiasaan-kebiasaan itu, kita tidak mau anak-anak hanya sekedar menghafal lalu setelah itu mereka lupakan. Jadi dipondok Yayasan Ummi Mahabbatul Qur'an ini insyaallah kita akan membiasakan mencintai Al-Qur'an, menjaga Al-Qur'an, menanamkan Al-Qur'an ke dalam hati anak-anak didik kita lalu menjaga hafalannya sampai mati." harapannya.


"Tingkatan santri di Rumah Tahfizd ini adalah; tingkat 1 adalah mulai dari Tahsin, Tahsin Alfatihah, kemudian Hafizd lanjutan sebelum ia menghafal Al-qur'an ia tetap ditahsin dulu bacaannya sebelum ia hafal ditahsin, diperbaiki bacaannya dibacakan didepan gurunya. Diperbaiki oleh gurunya kemudian barulah ia boleh menghafal." tambahnya.


"Kita di sini ada program tilawah juga. Alhamdulillah guru tilawah kami ada Ustadzah, Ustadzah Silfani, itu beliau adalah Qori'ah Propinsi, beliaulah yang mengajar Tilawah, kalau saya pribadi khusus Tahfizd, Tahfizd Murattal. Guru di sini ada 4 orang, Satu orang guru yang tahfizd lanjutan itu ada sekitar 25 orang, tahfiz dan tahsin 1 itu adalah sekitar 18 orang. Untuk Iqra' itu ada sekitar 60 orang lebih kurang." tukuknya.

Rumah Tahfizd Ummi, Jl. Kampung Baru Punggung Kasik Lubuk Alung

Nursyamsi dalam Jurnal Kajian Keislaman Mau'izhah yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin "SB" Pariaman Vol 9, No 1 (2019) menuliskan:

Termasuk keistimewaan dari Al-Qur’an adalah menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satupun kitab suci yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf dan bahkan harakatnya seperti Al-Qur’an. Ia diingat didalam hati dan pikiran para penghafalnya. Ini dapat dibuktikan sekaligus dimaklumi, karena Al-Qur’an adalah kitab yang terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh Allah SWT akan selalu dijaga dan dipelihara. Jadi salah satu upaya untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an adalah dengan menghafalkannya,  karena memelihara kesucian dengan menghafalkannya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia, yang sangat dianjurkan Rasulullah.  Dimana Rasulullah sendiri dan para sahabat banyak yang hafal Al-Qur’an. Hingga sekarang tradisi menghafal Al-Qur’an masih dilakukan oleh umat islam di dunia ini. Menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu hal yang mudah. Bisa jadi hal ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin bagi sebagian orang. Ditambah dengan adanya banyak kalimat yang mirip atau juga berulang, baik itu dalam surat yang sama maupun dalam surat yang berbeda. Belum lagi, Al-Qur’an juga memiliki hukum – hukum bacaan dan  aturan – aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk di gunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun tempat keluarnya huruf akan bisa mengubah arti dari ayat tersebut. Tapi menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, karena sudah banyak orang yang mampu menghafal Al-Qur’an. Untuk melestarikan hafalan diperlukan kemauan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Seorang santri penghafal Al-Qur’an, harus meluangkan waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya, agar hafalannya tidak hilang.

 

Wisuda Tahfiz Padang Pariaman (6/3/2020), Kakanwil Kemenag Targetkan 12 Ribu Hafizd
Sumber Photo: Inmas Kemenag Padang Pariaman Kab.

Sebagaimana dilansir Inmas--Kemenag Kab. Padang Pariaman 6 Maret 2020 (satu tahun yang lalu) dengan judul "Wisuda Tahfiz Padang Pariaman, Kakanwil Targetkan 12 Ribu Hafiz" disebutkan "jumlah Hafidz dan hafidzah yang diwisuda ketika itu adalah sebanyak 720 orang terdiri dari tingkat MI, MTs, dan MA. Tingkat MI sebanyak 37 orang, MTs 367 orang, MA berjumlah 316 orang".

 

Kepala Kanwil Kemenag Prov. Sumbar, H. Hendri kala itu "mengucapkan selamat kepada anak-anak yang ikut wisuda tahfidz pada hari ini beserta orang tua/wali. “Ananda semua adalah orang-orang yang beruntung. Beruntung di dunia dan beruntung di akhirat. Insya Allah anda semua akan menjadi orang sukses karena didalam dadamu ada hafalan al-quran. Ini bukti keagungan al-Quran,” ujar H. Hendri.

 
Kakanwil juga menjelaskan Keutamaan Alquran Pertama, Al-Qur’an Akan Menjadi Syafa’at pada Hari Kiamat. Kedua, derajat tinggi di Surga. Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang akan didapatkan olehnya di surga kelak. Ketiga, menjadi Sebaik-baik manusia. Keempat, Allah Mengangkat Derajat Shahibul Qur’an. Kelima, lanjut Hendri penghafal Al-Qur’an lebih diutamakan menjadi Imam Sholat. Keenam, ditemani para malaikat.



Berdasarkan keutamaan-keutamaan menghafal Al Quran itu, kata Kakanwil maka tahfidz Qur’an menjadi program prioritas pada semua madrasah di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat. Dalam tahun 2020, diprogramkan 12.000 siswa yang hafidz Al Qur’an, maka setelah dievaluasi diakhir tahun 2019 yang hafal Al Qur’an itu mulai dari 1 juz sudah berjumlah 12.647 orang siswa madrasah.



Dan tahun 2020 yang lalu, target hafalan siswa se Sumatera Barat dinaikkan menjadi 12.000 siswa MI, MTs dan MA. Alhamdulillah Kab. Padang Pariaman pada tahun itu mewisuda 720 siswa yang hafal Al Qur’an dan ini melebihi target hafalan yang telah ditetapkan, jelas H. Hendri."

 

Merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 03 Tahun 2007 tentang kewajiban Pandai Membaca Al-Qur'an bagi murid SD, Siswa SMP, SMA dan calon pengantin, bupati Padang Pariaman ketika itu Muslim Kasim mewajibkan setiap  murid  SD,  Siswa  SMP,  SMA  yang  akan  menamatkan  jenjang  pendidikan  pandai membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Setiap  Calon  Pengantin  yang  akan  melaksanakan  pernikahan  wajib  pandai  membaca Al-qur'an dengan baik dan benar. Kewajiban  pandai  membaca  Al-Qur'an  bagi  murid  SD,  Siswa  SMP,  SMA  dan  Calon Pengantin diselenggarakan dengan prinsip tidak diskriminatif, menjunjung tinggi nilai keagamaan dan nilai kultural, pemberdayaan peran serta masyarakat dan berkesinambungan. (F. Malin Parmato)

Lebih baru Lebih lama