PURWAJAYA JORONG UNIK DI SARILAMAK

PURWAJAYA JORONG YANG UNIK DI IKK SARILAMAK
Keberagaman menjadi potensi dalam Membangun Nagari

Selasa, 28 Juli 2020 M - 07 Dzulhijjah 1441 H

HawaaliyNews, Sarilamak
- Keunikan warga Purwajaya dengan beragam suku dan agamanya memang layak dijadikan sebagai contoh pengalaman hidup bersinergi dalam membangun nagari. Menjadi pemimpin di tengah masyarakat heterogen seperti ini memang harus memiliki kepiawaian yang tinggi, dan tentunya punya kiat-kiat tersendiri supaya tujuan pembangunan nasional itu mudah tercapai.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh kepala jorong Purwajaya Amir Amri (43 th.) kepada rekan media pada Jum’at malam (03/07/2020) di kediamannya di dusun Wiraguna, jorong Purwajaya, nagari Sarilamak, kecamatan Harau, kabupaten Limapuluh Kota.

Amir Amri yang pernah mengenyam pendidikan di Ponpes MTI Koto Panjang Lampasi ini menyampaikan bahwa “Purwajaya adalah salah satu jorong dari lima jorong yang ada di nagari sarilamak, terletak di tengah IKK (Ibu Kota Kabupaten) Sarilamak” dengan jumlah penduduk sebanyak 741 KK, 2.428 jiwa dengan luas wilayah 400 Ha. dengan etnis mayoritas suku Jawa kemudian suku Minang, suku Batak Tapanuli, suku Melayu dan ada juga sedikit Aceh yang menganut agama Islam, Katolik, Protestan dan Pantekosta.“

"Purwajaya ini terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Wiratama, Dusun  Wirajaya dan dusun Wira guna. Dusun ini sudah ada sejak zaman desa dulu sampai sekarang masih kita pertahankan guna membantu kepala jorong dalam mengurus warga yang sebanyak ini. Kalau hanya mengandalkan kepala jorong saja, mungkin kita tidak akan bisa melayani warga sebanyak dan sekomplek ini." akunya.

"Selain itu, di Purwajaya ini ada pula semacam dewan permusyawaratan kampung disebut sebagai Pini Sepuh yang mewakili seluruh suku, ras dan agama, mereka adalah orang-orang yang dituakan di kampung ini, sekarang anggota Pinisepuh itu berjumlah sebanyak 37 orang. Mereka selalu melakukan pertemuan rutin sebulan sekali mebahas masalah-masalah di tengah masyarakat berkenaan dengan adat-istiadat, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya, jadi Pinisepuh ini ibaratnya sebagai Niniak-Mamak kampung lah ibaratnya" katanya.

“Ketika rapat dua malam yang lalu di kantor jorong saya mengusulkan untuk memasukkan keterwakilan organisasi pemuda di dalam Pinisepuh ini supaya pemuda juga mudah mensosialisasikan program dan memecahkan masalah-masalahnya di dalam permusyawaratan Pinisepuh” tambahnya.

"Di musyawarah-musyawarah Pinisepuh itu dibahas berbagai persoalan seperti pelaksanaan Idul Fitri, Idul Adha, Berkurban, Khatam Alquran, Yasinan, penyelenggaraan jenazah, Natalan, tahun baru Hijriyah, Syuroan setiap 1 Muharram, perayaan hari-hari besar Nasional, prosesi pernikahan, undangan pesta beda agama, ronda, gotong-royong membersihkan kampung, pencegahan Vocid-19 ini dan lain-lain sebagainya.” katanya

Wali nagari IKK (Ibu Kota Kabupaten) Sarilamak Olly Wijaya, SE ketika ditemui awak media di kantor wali nagari Sarilamak Sabtu siang (04/07/2020) menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh kepala jorong Purwajaya tersebut secara substansi sudah terakomodasi semuanya. Sejak saya terpilih menjadi wali nagari Sarilamak pada bulan Juli tahun 2016 yang lalu, tagline dari nagari ini adalah “Membangun Nagari dalam Kebersamaan dan Keberagaman” itu selalu kita kumandangkan dimanapun kita barada” katanya.

“Keberagaman itu kita kolaborasi menjadi satu potensi untuk membangun, Kebersamaan itu kita jadikan sebagai elemen-elemen dalam membangun nagari . Sejak tahun  2016 itu kita lihat dari tahun ke tahun peningkatan kesadaran, keselarasan, pemahaman dan kemudian keharmonisan masyarakat semakin nampak.” katanya.

“Swadaya masyarakat di Purwajaya itu sangat tinggi, contoh tahun kini kita ada membangun jalan lingkar purwajaya, itu merupakan salah satu sisi atau program perioritas nagari untuk melengkapi kondisi IKK kedepan. Disitulah terlihatnya swadaya masyarakat itu dalam bentuk pembebasan lahan untuk jalan, bahkan ada pagar yang dia bongkar, ada yang menyumbang 2 meter, ada yang membongkar batang pinang, pohon kelapa untuk pembangunan jalan itu.” tambahnya.

“Dalam hal Kantibmas misalnya, dengan bekal Pernag tentang ketertiban dan keamanan turunan dari Perda nomor 03 tahun 2018, sehingga Purwajaya menjadi juara propinsi dalam pengelolaan ketertiban dan keamanan masyarakat di tahun 2019, itu langsung Polda Sumbar yang langsung memberi penilaian” tukuknya.

Kepala jorong Purwajaya Amir Amri di kesempatan lain juga menyampaikan "Dalam bidang sosial kemasyarakatan kita semuanya tegak sama tinggi, duduk sama rendah, apakah itu pada kegiatan gotong royong, ronda, membezuk warga sakit, menyilau warga yang meninggal dunia, itu kita tetap bersama-sama. Jikalau ada misalnya warga muslim meninggal dunia, maka warga lainpun yang non muslimpun tetap membezuk bersama kongsi-kongsi sosial masing-masing. Demikian juga jikalau Tapanuli meninggal dunia misalnya, maka warga lain juga datang membezuknya."

"Kalau ada ronda malam semua warga ikut berpartisipasi, dari semua ras, suku dan agama, Minang, Batak, Jawa semuanya dicampur, kalau tidak datang didenda".

"Kita di Purwajaya ini selalu mengadakan gotong-royong membersihkan kampung sekali seminggu, semisal membersihkan selokan, jalan raya yang dilaksanakan pada hari Sabtu bagi warga kristiani dan pada hari Minggu bagi warga beragama lainnya. Kalau Kristiani hari Minggu mereka mesti ke gereja kan ya.." tuturnya.

"Misalnya lagi warga Tapanuli mengadakan pesta, lalu mereka mengundang warga Purwajaya, maka untuk orang Muslim ditentukan juga tempat memasaknya, yang memasak juga orang Muslim dan kita sama-sama datang menghadiri pesta mereka. Namun kegiatan intern mereka yang lain tidak hadir, itu cuma untuk sesama suku saja."

"Persatuan warga dapat dilihat diataranya di lapangan olahraga, di Purwajaya ada lapangan bola Voli, tanahnya milik warga Tapanuli, jadi yang memakai itu pemuda-pemuda warga kita juga. Di dekat TK juga ada lapangan Voli satu lagi, itu biasanya kalau main, pemuda campur, Batak, Jawa, Minang, berkumpul jadi satu main di situ".

"Pada tanggal 17 September setiap tahunnya selalu diadakan perayaan ulang tahun jorong Purwajaya, disini nampak persatuan warga. Semua suku menampilkan adat istiadat masing-masing. Seingat saya ulang tahun jorong ini sudah ada sejak tahun 1990 an. Pada ulang tahun jorong Purwajaya 1 bulan kedepan Pinisepuh bersepakat tidak akan menggelar acara perayaan, kurang etis rasanya karena kita masih dalam suasana musibah pandemi Covid-19.”

"Dalam hal pemerintahan, kepala jorong hanya sebagai fasilitator saja, semuanya sudah ada sistem yang mengaturnya seperti kearifan lokal adat istiadat serta aturan perundang-undangan. Sebagai orang yang ditinggikan seranting didahulukan selangkah kepala jorong akan merangkul semuanya. Jadi apapun suku dan agama mereka, kita tetap mengayominya. Hak dan kedudukan kita sama di mata undang-undang yang berlaku di NKRI ini" kata Amir Amri haru.

"Di Purwajaya ini gesekan antar warga kadang ada juga, baik antar suku, maupun agama, namun segera kita minimalisir. Sesuai sistem yang ada, kita bersama-sama cepat mencari jalan untuk menguranginya supaya permasalahan tidak semakin besar. Kita selalu mengutamakan dialog antar warga, membahas persoalan-persoalan kemasyarakatan melalui Pinisepuh ini tentunya. Dengan demikian alhamdulillah sampai sekarang warga hidup damai, kerukunan dan toleransi masih terjaga.” tukuknya.*Fitra Yadi - HN

Lebih baru Lebih lama