Ahad, 27 Oktober 2019 M - 28 Shafar 1441 H
HAWAALIYNEWS, Sarilamak - "Salah satu amanah dari pembukaan UUD45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, di banyak negara hal tersebut merupakan hasil dari pada keinginan masyarakat, tetapi di Indonesia ini merupakan amanah daripada konstitusi. Di sinilah BNI sebagai BUMN memiliki kewajiban sebagai agen pembangunan untuk turut serta melaksanakan amanah tersebut." ungkap Komisaris Utama BNI Prof. Ari Kuncoro, S.E, M.A, Ph.D ketika memberi sambutan pada acara Peresmian RKB dan Launching unit usaha pesantren di ICM H. Lukman Harun PPM Al-Kautsar
Muhammadiyah Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Limapuluh Kota Sumatera
Barat Sabtu (26/10/2019).
Kemudian Prof. Ari Kuncoro yang juga baru sebulan menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia ini nenambahkan "Seminggu yang lalu kita mendapat laporan dari Bank Dunia yang isinya adalah mengenai daya saing bangsa, jadi kita Indonesia ini sudah Ok kecuali hanya satu yaitu SDM, bukan kita gak maju, tetapi negara-negara lain lebih cepat bergerak dari kita."
"Jadi apa yang kurang dari pendidikan kita, ternyata pendidikan di Indonesia itu satu arah dan kebanyakan fokusnya kepada kemampuan akademis saja kurang melihat pada kemampuan mereka nanti setelah lulus, yaitu bermasyarakat. Nah kalau kita mendidik murid-murid mahasiswa dengan sistem satu arah kemudian yang paling pintar menghafal berdasarkan nilai terbaik maka yang kita didik adalah individualis padahal nantinya waktu lulus ia harus bisa bersilaturrahmi dan bersinergi dengan lingkungan pekerjaannya. Nah kata-kata kuncinya itu adalah koordinasi, negosiasi, dan leadership" katanya.
"Mengapa ada berita bahwa neraca dagang Indonesia Defisit, kita kira itu problem kita nasional, ternyata itu problem SDM. Jadi di dunia ini, sekarang sudah bukan zamannya lagi jualan komoditi, tapi konten teknologi dan inovasinya menjadi yang utama, misalnya masakan Padang, kalau dulu kita perlu datang, kalau sekarang dengan menggunakan aplikasi rumah makan yang datang ke rumah kita, dan promosinya bukan lagi di jalan raya tetapi melalui web, mesti teknologinya yang dikuasai. Nah tetapi untuk bisa memulai ide bagaimana memanfaatkan rumah makan Padang itu untuk memberikan pelayanan ke masyarakat itu dibutuhkan orang yang mampu berfikir dari ketinggian Helikopter, artinya dia bisa milihat berbagai masalah kemudian menggabungkannya dalam suatu rangkaian, nah kalau di balapan mobil itu namanya system integrited."
" Kalau konsep pendidikan, bagaimana kalau waktu ia menjalani pendidikan kita bekali ia dengan apa yang ia butuhkan, jadi ia menjadi tenaga yang siap pakai menjadi siap beradaptasi, mengapa. Inilah kunci daripada kemakmuran negara-negara asia yang sudah bangkit, contohnya korea. Korea itu bisa menjadikan tanah yang tandus menjadi berhasil. Jadi masalah kita bukanlah masalah produk, tetapi masalah teknologi dan aplikasi."
"Kebetulan sekarang lokasi kita di Payakumbuh, suatu kota yang tidak terlalu jauh dari Padang dan saya liat tadi waktu jalan ini kita punya potensi yang begitu besar ya untuk mengembangkan wisata Ekolog."
"Sekarang kita fikirkan bagaimana bisnis pesantren ini, nanti setelah anak-anak kita ini lulus, ia akan berfikir akan punya bisnis sendiri mau di BUMN atau dia menjadi eksportir." pungkasnya.*Fitra Yadi - HN
Prof. Ari Kuncoro, S.E, M.A, Ph.D |
Kemudian Prof. Ari Kuncoro yang juga baru sebulan menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia ini nenambahkan "Seminggu yang lalu kita mendapat laporan dari Bank Dunia yang isinya adalah mengenai daya saing bangsa, jadi kita Indonesia ini sudah Ok kecuali hanya satu yaitu SDM, bukan kita gak maju, tetapi negara-negara lain lebih cepat bergerak dari kita."
"Jadi apa yang kurang dari pendidikan kita, ternyata pendidikan di Indonesia itu satu arah dan kebanyakan fokusnya kepada kemampuan akademis saja kurang melihat pada kemampuan mereka nanti setelah lulus, yaitu bermasyarakat. Nah kalau kita mendidik murid-murid mahasiswa dengan sistem satu arah kemudian yang paling pintar menghafal berdasarkan nilai terbaik maka yang kita didik adalah individualis padahal nantinya waktu lulus ia harus bisa bersilaturrahmi dan bersinergi dengan lingkungan pekerjaannya. Nah kata-kata kuncinya itu adalah koordinasi, negosiasi, dan leadership" katanya.
"Mengapa ada berita bahwa neraca dagang Indonesia Defisit, kita kira itu problem kita nasional, ternyata itu problem SDM. Jadi di dunia ini, sekarang sudah bukan zamannya lagi jualan komoditi, tapi konten teknologi dan inovasinya menjadi yang utama, misalnya masakan Padang, kalau dulu kita perlu datang, kalau sekarang dengan menggunakan aplikasi rumah makan yang datang ke rumah kita, dan promosinya bukan lagi di jalan raya tetapi melalui web, mesti teknologinya yang dikuasai. Nah tetapi untuk bisa memulai ide bagaimana memanfaatkan rumah makan Padang itu untuk memberikan pelayanan ke masyarakat itu dibutuhkan orang yang mampu berfikir dari ketinggian Helikopter, artinya dia bisa milihat berbagai masalah kemudian menggabungkannya dalam suatu rangkaian, nah kalau di balapan mobil itu namanya system integrited."
" Kalau konsep pendidikan, bagaimana kalau waktu ia menjalani pendidikan kita bekali ia dengan apa yang ia butuhkan, jadi ia menjadi tenaga yang siap pakai menjadi siap beradaptasi, mengapa. Inilah kunci daripada kemakmuran negara-negara asia yang sudah bangkit, contohnya korea. Korea itu bisa menjadikan tanah yang tandus menjadi berhasil. Jadi masalah kita bukanlah masalah produk, tetapi masalah teknologi dan aplikasi."
"Kebetulan sekarang lokasi kita di Payakumbuh, suatu kota yang tidak terlalu jauh dari Padang dan saya liat tadi waktu jalan ini kita punya potensi yang begitu besar ya untuk mengembangkan wisata Ekolog."
"Sekarang kita fikirkan bagaimana bisnis pesantren ini, nanti setelah anak-anak kita ini lulus, ia akan berfikir akan punya bisnis sendiri mau di BUMN atau dia menjadi eksportir." pungkasnya.*Fitra Yadi - HN