PERINGATAN HARI SANTRI KE-2 DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

Selasa, 25 Muharram 1438 H / 24 Oktober 2016 M
Dilaporkan oleh: Fitra Yadi

Sarilamak -  Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional II tingkat kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 yang jatuh pada setiap tanggal 22 Oktober, maka segenap komponen Pesantren di kabupaten Limapuluh Kota menggelar acara Apel Akbar di GOR Singa Harau Sarilamak pada Sabtu (22/10) yang lalu. Wakil bupati Lima Puluh Kota Ferizal Ridwan meminta kepada kepala pesantren dan Madrasah serta kepala SMA, SMP se kecamatan Harau, Suliki, Guguak, Payakumbuh, Gunuang Omeh dan Akabiluru, Kepala MDTA/TPQ se kabupaten Lima Puluh Kota untuk menghadirkan murid/santrinya pada acara itu sebanyak 20 orang setiap sekolah/Madrasah.

Hadir pada pada acara itu wakil Bupati Lima Puluh Kota Bapak Ferizal Ridwan, S.Sos, Ketua DPRD Lima Puluh Kota, Ka. Polres Lima Puluh Kota, Dandim Lima Puluh Kota, Ketua Pengadilan Negeri Lima Puluh Kota, Ketua Pengadilan Agama Lima Puluh Kota, Pimpinan SKPBD yang hadir, Pimpinan Ormas Islam Se-Kab. Lima Puluh Kota, Piminan Pondok Pesantren Se-Lima Puluh Kota, dan Kepala SD/MI, SLTP/MTs/SMA/SMK/MA.

Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Lima Puluh Kota Gusman Piliang pada sambutannya menyampaikan "aprisiasi serta rasa bangga, penghargaan serta penghormatan kepada pemerintah daerah Lima Puluh Kota, Wa bil khusus kepada Bapak Wakil Bupati Ferizal Ridwan S. Sos yang telah memfasilitasi, mendorong, menginspirasi kita semua untuk terlaksananya upacara peringatan hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Lima Puluh Kota. Oleh sebab itu dari lubuk hati yang paling dalam izinkan sekali lagi saya menyampaikan rasa bangga atas terobosan yang dilakukan oleh Bapak Wakil Bupati. Perlu juga saya informasikan bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan satu-satunya Daerah di Prov. Sumatera Barat yang melaksanakan upacara hari Santri tahun 2016. (A+ untuk kita semua). Katanya".

"Perlu juga saya sampaikan, bahwa pada saat ini, tempatnya di serang Prov. Banten sedang berlangsung peringatan puncak hari Santri Nasional sekaligus pembukaan Pekan Olah Raga Seni Santri (Pospenas) tingkat Nasional yang berlangsung dari tanggal 22 sampai dengan 26 Oktober. Yang membanggakan 11 orang santri dan santriwati dari Pondok Pesantren di Lima Puluh Kota bergabung dalam kontingen Provinsi Sumatera Barat yang berlaga di ajang Pospenas. Untuk itu mari kita doakan semoga para duta Lima Puluh Kota tersebut dapat mengukir prestasi tertinggi di Level Nasional. Dari 11 orang santri tersebut, 8 orang santri kita akan bertarung di cabang pencak silat, dua orang santri kita akan berlagi di cabang futsal sementara satu orang santri kita akan berlomba pada cabang cipta puisi Islami. Capain prestasi santri tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan Pondok Pesantren Darul Funun, bukan hanya kebanggan Pondok Pesantren Al-Makmur Tungkar, bukan hanya kebanggaan PPM Al-Kautsar, tidak hanya menjadi kebanggaan Pondok Pesantren As Sa'diyah atau pesantren lainnya, sekali lagi capain prestasi tersbut bukan hanya menjadi kebanggan Kementerian Agam Lima Puluh Kota, Prestasi tersebut merupakan kabanggaan kita semua, kebanggaan Limapulh Kota, Kebangaan Pemerintah Daerah oleh sebab itu pada momentum yang strategis ini saya menyampaikan teirmakasih serta apresiasi yang setinggi-tingginta kepada seluruh stakeholder yang telah membantu pembinaan pondok Pesantren di Lima Puluh Kota."

"Peringatan Hari Santri Nasional (Hasan) tahun 2016 merupakan tahun kedua setelah ditetapkannya Keputusan Presiden RI nomor 22 Tahun 2015, Keputusan Presiden tersebut menjadi payung hukum yang legitimet menjadikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional."

Pemilihan tanggal 22 Oktober tentu memiliki aspek sejarah dan dimensi sosial yang berhubungan dengan eksistensi santri dan Pondok Pesantren dalam merintisi, membangun serta menjaga empat pilar kebangsaan, NKRI, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Sejaah bangsa mencatata Pondok PEsantren, santri-santriwati dan parra ulama merupakan martil dalam pejjuang kemerdekaan Republik Indonesia. Saya ingin pastikan santri-santriwati yang merupakan bagian integral dari pondok pesantren merupakan kader umat sekaligus kader bangsa, santri-santriwati merupakan patriot Islam sekaligus patriot kebangsaan bagi santri pejuang menegakkan Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pejuang kebangsaan. Bagi santri Nasionalisme dan ke-Islaman merupakan dua sisi maa uang yang tak terpisahkan."

"Pada tanggal 22 Oktober 1945 KH, Hasyim Asy'ari pendidi NU mencetuskan satu resolusi jihad di Kota Surabaya untuk mencegah kembalinya tenta Kolonial yang berlabel NICA. KH. Hasyim Asy'ari sebagai ulama pendidi NU menyurupakan jihad dengan mengatakan "Membela Tanah Air dari penjajah hukumnya farklu 'ain atau wajib bagi setiap individu".

"Seruan Jihad KH. Hasyim Asy'ari itu membakar semangat para santri, arek-arek Surabaya untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walthern Mallaby. Jenderal Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang berlangsung 3 hari berturut-turut, ia tewas bersama dengan lebih dari 2000 pasukan Inggris yang tewas saat itu. Hal tersebut membuat marah angkatan perang Inggris, hingga berujung pada peristiwa 10 November 1945, yang tanggal tersebut diperingati sebagai hari Pahlawan. Catatan sejarah inilah yang menjadi alasan pertama ditetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional."

"Disisi yang lain, kita temui alasa kedua, jaringan santri seluruh pelosok negeri, telah membuktikan peranan kepoloporan di seluruh lini pembangunan bangsa, para santri dalam berbagai bentuk telah menggerakkan berbagai sektor penting kebangsaan, para santri telah tumbuh dan berkembang menjadi tokoh perekat keragaman bangsa, pada akhirnya Pondok Pesantren tumbuh menjadi miniatur Indonesia yang damai, religius dalam bingkai kemajemukan."

"Alasan ketiga, para santri dn Pondok Pesantren selalu berada di garda terdepan untuk mengawal NKRI, memperjuangkan Pancasila s ebagai dasar negara, bagi kalangan santri NKRI sebagai bentuk final sistem ketenaegaraan merupakan harga mati yang tidak dapat dikompromikan. Dengan demikian peringatan hari Santri Nasional bukan hanya sekedar milik kalangan pesantren saja, peringatan Hari sSantri Nsional merupakan wujud dari ahak Ngegara dan pimpinan bangsa dalam memberikan penghormatan kepada sejarah panjang Pondok Pesantren, penghormatan kepaa jasa para ulama yang juga berjuang untuk kemerdekaan, penghormatan terhadap sumbangsih Pondok PEsantren secara umum."

"Oleh sebab itu keluarnya Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 perlu kita pahami sebagai bentuk penghargaan Negara melalui pimpinan bangsa terhadap eksistensiperjuangan santri dan Pondok Pesantren dari masa ke masa."

"Pada kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan profil singkat Pondok Pesantren di Daerah yang kita cinta ini. Secaa kelembagaan tercatat 12 Pondok Pesantren yang memiliki izin operasional di Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana ke-12 Pondok Pesantren tersebut merupakan Pondok Pesantren yang berbasis madrasah, ke-12 pondok pesantren tersebut tersebar di enam kecamatan dengan jumlah santri.. orang. Kedepannya maju mundurnya peranan kepesantrenan di Lima Puluh Kota menjadi tanggung jawab kita sesuai dengan bidang tuga kita semua, namun yang pasti Pondok Pesantren di Lima Puluh Kota harus menjadi asset daerah yang harus kita kelola secara manunggal, pesantren merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah."

"Mari kita jadikan peringatan Hari Santri Nasional ini sebagai momentum untuk merenungkan diri, apakah perjuanan kita semua telah selaras dengan cita-cita para pendahulu kita? Peranan kepeloporan santri mutlak dilanjutkan dalam rangka mengawal NKRI, mengisi pembangunan Nasional dan Daerah, para santri dituntut untuk terus mempersiapkan diri karena pada akhirnya estafet kepemimpinan pasti dipergilirkan dari masa kemasa. Para santri dengan kesadaran utuh harus tetap berada di garda terdepan dalam mengawal empat pilar kebangsaan, para santri harus membuktikan Pondok Pesantren bukanlah sarang erorisme, Pondok Pesantren bukanlah rahim lahirnya pemikiran radikalisme, justru sejak kelahirnya Pondok Pesantren merupakan kawah candra dimuka lahirnya gerakan Nasionalissme dan Patriotisme. Melalui Pondok PEsantren kita berharap akan lahir Hamka baru, akan muncul Haji Piobang baru, akan tumbuh Tan Malaka baru, akan lahir M. Yamin baru, akan muncul M. Hatta baru dan ratusan deretan ulama lainnya yang menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau tempo dahulu."

"Akhirnya saya mengucapkan selamat hari snatri nasional yang kedua tahun 2016, dari santri untuk Negeri, bagim negeri santri mengabdi. Terimakasih atas dukungan moral dan materil yang telah dicurahkan pemerintah daerah untuk suksesnya kegitan kita ini. Terimakasih atas perhatian kita semua. | HN
Lebih baru Lebih lama