PERBUKITAN HARAU MASIH MENYALA, PEMUKIMAN PENDUDUK NYARIS TERBAKAR

Sabtu, 21 Muharram 1438 H / 22 Oktober 2016 M
Dilaporkan oleh: Fitra Yadi

Sarilamak - Hampir saja Sijago Merah melalap perumahan penduduk di nagari Tarantang kecamatan Harau pada Jum'at (21/10) yang lalu. Penanganan bencana kebakaran lahan di kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat belum tuntas.

Seorang saksi mata di Perumahan Panorama Bukit Harau jorong Ketinggian mengatakan bahwa "pada pukul sebelas malam petang Rabu (19/10) yang lalu ia melihat ada api menjalar dari tepi jalan merambat ke belukar Bukit Koto nagari Tarantang itu."

Dari pantauan media di lokasi, walaupun pemadam kebakaran pada Jum'at (21/10) telah berupaya sekuat tenaga, namun sampai saat berita ini diturunkan api belum juga bisa tuntas dipadamkan karena kondisi medan berbukit batu terjal dan ditumbuhi semak Ransam yang kering. Kondisi tebing dengan ketinggian ratusan meter tersebut menjadi tumpuan hembusan angin sehingga api cepat terdorong ke puncak dan merambat ke lahan di balik bukit. Ditambah lagi sejak beberapa bulan terakhir daerah itu dilanda musim kemarau yang menyebabkan semak menjadi kering kekurangan air.

Seminggu yang lalu Helikopter water booming jenis PK-PUV bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup baru kembali dari Sarilamak menuju Lanud Padang setelah satu pekan dalam upaya pengendalian kebakaran lahan di daerah itu, yaitu sejak Minggu (9/10) sampai Minggu (16/10). Ketika itu BKSDA Sumbar, BPBD Sumbar, BPBD Limapuluh Kota serta Dinas Kehutanan menurunkan lebih dari seratus personil untuk mengantisipasi kebakaran tersebut. Medan api yang tidak bisa ditembuh mobil Damkar dipadamkan dengan helikopter.

Ketika itu BPBD Limapuluh Kota, bersama BPBD Sumbar, PSDA dan Polisi Kehutanan, dibantu Kepolisian dan TNI, membangun embung darurat sebagai salah satu teknik pemadaman api.

Saat itu Bupati Limapuluh Kota Irfendi menyebutkan, telah terjadi 30 titik api di kabupaten tersebut, dimana lokasinya tersebar di lima kecamatan, yakni Harau, Luak, Lareh Sago Halaban, Pangkalan Koto Baru, dan kapur IX. Di kecamatan Harau sendiri ada 16 titik api, yakni di Lembah Harau enam titik, Ketinggian dua titik, Gurun dua titik, Taram empat titik, Bukit Limbuku satu titik, dan Solok Bio-Bio satu titik. Kemudian di Kecamatan Luak yaitudi Nagari Andaleh dua titik, serta Nagari Subarang Aia Kecamatan Lareh Sago Halaban tiga titik. Sementara di Pangkalan Koto Baru lima titik dan kapur IX tiga titik.

Pada Selasa, 11 Oktober 2016 yang lalu Kepolisian Resor (Polres) Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), telah memanggil enam pelaku yang diduga mengetahui penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu. Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto di Sarilamak ketika itu mengatakan pemanggilan tersebut untuk menyelidiki, apakah peristiwa tersebut terbakar atau dibakar. Ia mengatakan, jika saat pemeriksaan ditemukan adanya indikasi kesengajaan serta barang bukti, maka prosesnya akan ditingkatkan ke penyidikan. | HN
Lebih baru Lebih lama