Sabtu, 4 Agustus 2012 M / 16 Ramadhan 1433 H
Simarasok Baso - HN - Begitu cepatnya arus informasi sekarang ini, sungguh sangat mencengangkan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh media jejaring sosial facebook. Pengaruhnya luar biasa sekali, terutama untuk kemanusiaan. Hal itu dicontohkan oleh salah satu berita yang diekspos di group MTI Canduang pada Jum'at (03/08) lalu tentang Agani Dio Hanafi (22 th) yang lumpuh akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Berita itu direspon oleh banyak orang, bahkan oleh pejabat pemerintah.
Dari informasi yang dikumpulkan HN didapat bahwa Agani Dio Hanafi (22 th) Alumni MTI Canduang tahun 2010 yang menjadi tulang punggung keluarga sekarang menderita sakit pada pinggul kanannya sehingga mengakibatkan pincang sebelah kakinya. Hal itu tersebab karena kecelakaan kendaraan bermotor 5 bulan lalu di Garegeh.
Pada hari Sabtu (04/08) lalu ia dikunjungi oleh Kabag. HUMAS Sekda Agam Monisfar. S.Sos dan Zulkifli, MA dari MTI Canduang. Kunjungan itu sekaitan dengan berita tentang Agani yang dimuat di salah satu group situs jejaring sosial facebook dan sebagai bentuk respon dari hasil diskusi dengan teman-teman via chat box sehingga membawa Monisfar, S.Sos untuk turun ke lapangan memastikan kejadian itu.
Pada pukul 11: 40 Wib. Sabtu itu, Monisfar, S.Sos beserta Zulkifli, MA sampai di rumah Agani Dio Hanafi (Dio) di Anak Ayiah, jorong Simarasok nagari Simarasok kecamatan Baso. Rombongan dinanti oleh sang Ibu, Ernawati (49 th), dan adiknya Adia Husnia Rahman (20 th). Sedangkan sang ayah tidak berada di rumah. Adia Husnia Rahman yang juga alumni MTI Canduang tahun 2011 dan sekarang sedang melanjutkan kuliah di STAIN Prof. Dr. Mahmud Yunus Batusangakar jurusan PAI semester III mengatakan bahwa ayahnya "Anwida Anwar (53 th) kerja musiman sebagai tukang bangunan di Pakanbaru, mungkin Idul Fitri baru pulang".
Saat ditemui dirumahnya, Agani nampak tegar dengan wajah tabah. Senyum khas dan tutur kata santunnya meluluhkan hati, "sayang wak, anak sagagah ko haa" kata Monisfar membatin.
Ernawati sang ibu (Alumni MTI Canduang juga) mengatakan bahwa "2 kali seminggu Agani selalu diurut secara tradisional ke Koto Baru Simalanggang Payakumbuh. Ia dibawa oleh mamaknya dengan mobil. Mamaknya itu bekerja di sana. Pagi ia bawa dan dijemput lagi pada sore harinya.
Kami melakukan ini karena tidak ada biaya untuk berobat ke rumah sakit. Dulu pernah juga kami mengurus surat Jaminan kesehatan ke kantor wali nagari, tetapi waktu itu jatah sudah habis, kata orang kantor itu, nanti kami akan dimasukkan ke gelombang dua yang sampai sekarang belum tahu bagaimana informasinya.
"Ini adalah kelalain kita" kata Monisfar saat di menyetir mobil. "Mengapa tidak? Ia tidak bisa berobat karena tidak punya biaya, kemudian tidak bisa pula kerumah sakit karena tidak ada kartu Jamkesmas / jamkesda. Saya jadi terpanggil untuk membantunya bersama kawan-kawan yang lain" ungkap Monisfar haru.
"Nanti sore kita akan coba koordinasikan dengan Tan Rajo Khairul Anwar pengurus Yayasan Alumni MTI Canduang, Camat Baso dan kawan-kawan yang lain. Nanti sore kita ada acara berbuka bersama di IV Angkek, semoga nanti mreka bisa ditemui disana" pungkas Monisfar.
Firdaus Diezo salah seorang aktifitas pemuda Tarbiyah menyampaikan kepada HN via chat box facebook bahwa " informasi tentang Dio ini telah dimusyawarahkan di Padang pada acara buka bersama pemuda Tarbiyah. Kami telah melakukan penggalangan dana, kami juga telah menginformasikannya dengan pejabat kabupaten Agam dan pihak-pihak lainnya".
Sedangkan di tempat terpisah Andri, Chaniago, S.PdI ketua Pemuda Tarbiyah Sumbar mengatakan pula kepada HN via chat box facebook bahwa "kami juga telah menghimpun sumbangan dari kawan-kawan Pemuda Tarbiyah, bila ada yang ingin membantu silahkan layangkan sms ke kami di nomor 081363319771 dan kirimkan bantuannya ke rekening BRI atas nama LUKMAN: 5427 010 111 405 31"
-------------
Dilaporkan oleh Fitrayadi