BEBERAPA PROYEK DI CANDUANG TERANCAM GAGAL



Proyek jembatan Puti Ramuh, jembatan Cangkiang dan irigasi Banda Kubang Turak terancam batal. Tahun anggaran pengadaan jembatan itu hampir habis. Bila November ini tidak terealiasi, maka dana sejumlah 4 milyar rupiah itu akan kembali ke pusat. Sangat disayangkan pemerintah nagari dan kecamatan kurang pro aktif menyikapi hal demikian. Hal itu disampaikan oleh Ismail Marzuki ketua IPCK (Ikatan Pemuda Canduang Koto Laweh) ketika ditemui CMC pada Sabtu (15/10).


Ismail melanjutkan; "Pengunduran pelaksanaan proyek jembatan itu pada tahun 2009 dapat kami maklumi, sebab pada waktu itu perencanaannya juga tidak pas. Ketika itu lokasi proyek jembatan tepat pada posisi yang lama. Jika proyek itu tetap dilaksanakan, maka akan berdampak hanyut lagi terseret air bah ketika Galodo datang.

Sebenarnya proses pelaksanaan tender dua jembatan dan satu proyek irigasi itu telah dilaksanakan, namun anehnya SK PPTK (BNPB) sampai saat ini belum dikeluarkan dan ini nampak sebagai suatu yang aneh dimata generasi muda dan masyarakat Canduang.

Mengapa melaksanakan yang sudah ada saja Pemda Agam tidak mampu? Padahal dana itu telah dialokasikan oleh BNPB Pusat sejak tahun 2009. Ini merupakan bukti ketidak keseriusan Pemda menangani hal ini.

Ketika kami mengikuti rapat-rapat DPRD Agam, Dewan meninstruksikan supaya pelaksanaan pembangunan jembatan itu dilaksanakan sesegera mungkin. Namun sampai sekarang Pemda Agam masih belum melaksanakannya. Dan jika proyek jembatan itu berhasil direalisasikan, bukankah ini sebuah keberhasilan kinerja Pemda, pemerintah kecamatan dan juga nagari?

Kalau proyek ini batal, hal ini akan mengurangi kepercayaan BNPB pusat kepada kita. Bukan saja kita yang rugi, namun juga kerugian bagi anak-cucu kita mendatang.

Kami generasi muda dan masyarakat Canduang sangat kecewa kalau dua jembatan dan satu irigasi itu batal dilaksanakan. Jika kita mengandalkan dana APBD untuk membangunnya, maka akan terasa sangat sulit. Bayangkan untuk membangun jalan 1 km saja, Pemda Agam kerepotan minta ampun sembari mengeluarkan alasan klise bahwa kita sedang devisit. 

Kami lihat ada bebera ketidakseriusan Pemda dalam pelaksanaan proyek ini, contohnya saja, sebulan menjelang pelaksanaan proyek, kepala dinas BNPB Kab. Agam (Isfaimal) yang menangani masalah ini, permohonan kepindahnya ke kabupaten Tanahdatar di ACC oleh gubernur Sumbar. Seharusnya Pemda Agam jeli menyikapi kepindahannya itu. Seharusnya Pemda menilik dulu, adakah proyek yang ia tangani sekarang, dan kalau ada, bagaimana jalan keluarnya.

Pemda Agam beralasan, ketertundaan pelaksanaan proyek ini adalah karena kepindahan Isfaimal ke Kab. Tanah Datar. Ataukah ini hanya sebagai alasan saja untuk mengkambinghitamkannya untuk menutupi ketidakmampuan Pemda melaksanakan proyek?"

Camat Canduang Drs. Surya Wendri ketika ditemui CMC Sore Selasa (18/10) diruang kerjanya menyatakan bahwa akan segera membicarakan hal ini dengan wali nagari Canduang Koto Laweh dan unsur-unsur yang terkait.

Wali nagar Canduang Koto Laweh menjawab dibalik gagang telponnya bahwa kami akan merapatkannya dengan wali-wali jorong dan membuat semacam surat untuk mempertanyakan kelanjutan proyek itu kepada Pemda Agam. |Fitrayadi


Lebih baru Lebih lama