Payakumbuh – HN
Amelia Harmi Triyuli Nenfa atau Melli (16 th) Siswa kelas II SMAN 01 Situjuah korban kecelakaan sepeda motor di Simpang BR, Piladang masih dirawat di RSUD Dr. Adnan Wd. Payakumbuh. Saat kami temui di rumah sakit Senin (17/10) lalu Ibu korban nampak sangat sedih menemani anaknya di rumah sakit. Imet, wali jorong Sialang mengatakan bahwa si-Ibu merasa lebih baik dirumah sakit menemani Melli daripada di rumah menerima masyarakat yang melayat atas meninggalnya sang suami.
Sementara itu di rumah korban, jorong Sialang kenagarian Tungkar kecamatan Situjuah 5 nagari terlihat masyarakat ramai melayat dan membaca suarat Yasin untuk almarhum Yusril Fyr (41 th) ayah Melli.
Imet Wali jorong Sialang (paman Melli) menyampaikan bahwa sampai saat itu Melli belum diberitahu kondisi sang ayah yang telah sampai ajal dipanggil oleh Sang Khaliq. Melli menderita patah tulang pergelangan tumit dan lutut kaki kiri. Kepala memar dan siku kiri luka. Ketika sampai di rumah sakit pada malam petang Sabtu itu, dokter mengambil tindakan langsung mengoperasi kaki Melli atas persetujuan keluarga. Kalau tidak dioperasi cepat, maka kemungkinan Melli akan lama sembuh kata Imet.
Imet, merasa sedikit kecewa dengan pihak PO Ayah yang belum membezuk korban dirumah sakit. Imet mengaku bahwa sampai hari itu, belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak PO selain hanya pembicaraan di malam hari itu saja ketika baru masuk ke rumah sakit.
Pihak PO Ayah yang diwakili oleh Lubis, ketika dihubungi oleh lokal detik via telpon mengaku bahwa telah ada kesepakatan dengan pihak keluarga yang diwakili oleh Yuherdiman. PO berjanji akan menanggung biaya pengobatan selama di rumah sakit.
Sampai hari itu, biaya yang dikeluarkan oleh keluarga korban untuk biaya rumah sakit baru hanya Rp. 750.000. Korban masuk ke daftar pasien atas jalur Kartu Sehat (KS). Siang hari Senin itu, pihak Asuransi Jasaraharja telah datang pula mengurus biaya pengobatan.
Keluarga korban merasa sedikit kecewa dengan pihak rumah sakit. Imet mengatakan; ketika Melli meringis sakit perawat rumah sakit dengan kasar berkata: "Indak awak surang se nan sakik do (bukan kamu saja yang sakit)". Apakah karena kami masuk dengan jalur KS layanan agak berkurang dengan kami?. Apakah rumah sakit hanya melayani orang dari jalur umum saja? ciletuk Imet.
Melli di letakkan pula oleh pihak rumah sakit di ruang kelas III dengan muatan 4 orang sekamar. Kami kesulitan menemani Melli jadinya karena kamar penuh sesak. Kami berencana akan pindah ke jalur umum dengan mengambil kamar kelas I pungkas Imet.|Fitrayadi