Lubuak Awua, Ahad, 06/11/2011
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5LCd26uS4feT_xdmLgCLTTl75U0RVd1bxy7D8beOpHSYc6I5hH9SITYoMC3211A9LyLaWn-N02qow1iyc7L8h1aF0j7J3Ml7wGoLDykVXCs8SOFvQTxClahQFT-tkPMOJtL1CyQvo6hA7/s200-rw/Camat+Surya+Wendri+Shalat+Id+di+Surau+Gadang+(3).jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLcel5Wuz-0UwGirdAcKVpKQfQJzjyRfIvzhtZcHgmVlRFqUiG8emdRlB78ymf710BktjRjT88PnH2onp4SnIsAHv-bYyBctsdlO4CDxwdcdVPhjnFZxNalsqm1aD7BE6nf6DFhLFHatZG/s200-rw/Camat+Surya+Wendri+Shalat+Id+di+Surau+Gadang.jpg)
Khatib tetap Sidang Sabuah Balai H. Son tampil memberi khutbah. Ia memaparkan panjang lebar tentang hikmah yang terkandung pada ibadah Haji dan Qurban. H. Son menekankan "supaya meninggalkan sifat-sifat kebinatangan. Dicontohkan kepada hewan Kambing.
Kambing itu egonya tinggi, sehingga dengan kawan sekandang mau bertengkar demi berebut tempat, makanan dan pasangan. Kambing itu lidahnya berbisa yang menyakiti siapa saja.. Sehingga daun ubi yang dimakannya tidak bisa tumbuh lagi. Kambing itu suka mengemil, makanan saja angan-angannya, tidak pilih tempat, dimanapun dan kapan saja, bahkan sambil tidur. Kambing itu tidak bisa menahan nafsu, tidak bisa ia membedakan mana yang boleh dinikahi dan yang tidak, kadang induk dan saudara sendiri dinikahi juga. Kambing itu berbau busuk, artikata ia tidak disukai oleh siapapun kecuali oleh orang-orang yang sama busuknya dengan dia.
Mari syukuri nikmat yang telah Allah berikan, dan hari ini marilah kita sembelih semua sifat kebinatangan itu " tandas H. Son.