Selasa, 27 Agustus 2019 M - 26 Dzulhijjah 1440 H
Limapuluh Kota - HN, Banyak hikmah dan
keberkahan dibalik pelaksanaan ibadah haji, diantaranya adalah kemudahan
berhenti merokok seperti yang alami oleh H. Wardi Jamil (60 th) asal
Sarilamak kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat yang baru tiba di
kampung halaman bersama jama'ah haji lainnya pada pagi Senin
(26/08/2019).
Nama aslinya Syufrawardi Sutan Malikiwi bin Djamain Kari Panduko namun di KTP tertulis Wardi Jamil. Kesehariannya adalah sebagai petani dan berdagang di sebuah toko harian di pasar Sarilamak.
Sekira 45 tahun sudah ia berkulindan dengan lintingan tembakau. "Dulu pernah ada keinginan untuk berhenti merokok, namun tidak juga berhasil, alhamdulillah ketika sampai di Tanah Suci kemaren hanya beberapa batang rokok saja yang sempat saya bakar, rasanya tidak nyaman saja tenggorokan ini menerima asap rokok, selera rokok tiba-tiba hilang" kata pak Haji yang kesehariannya dipanggil pak Adi ini kepada awak media ketika disambangi di kediamannya di belakang pasar Sarilamak siang itu (26/08).
H. Adi berangkat ke tanah suci bertiga dengan ibunya Zawadjir binti Abdurrahman (90 th) yang sudah menginjak usia renta juga istrinya Martionel binti Baharuddin said (53 th). Mereka tergabung kedalam kloter 10 embarkasi Padang sebanyak 362 orang jama'ah dari kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat. Berangkat ke tanah suci Makkah pada hari Ahad tanggal 14 Juli 2019 dan kembali lagi ke tanah air pada hari Senin tanggal 26 Agustus 2019 (43 hari perjalanan pulang-pergi).
Dengan perasaan haru pak H. Adi menceritakan
pengalamannya berkhidmad kepada orang tua selama di Makkah. "Ketika itu;
saya tidak sempat jalan-jalan keluar seperti teman-teman yang lainnya,
saya hanya bisa keluar bersama ibu saja dalam melaksanakan ibadah wajib
dan ibadah-ibadah sunnat lainnya. Pernah saya ditunjuk kawan-kawan
sebagai ketua rombongan, beberapa orang kawan sepakat menunjuk saya dan
nama saya sudah tercatat sebagai ketua rombongan, namun saya menolak
karena tidak bisa menjalankan tugas itu. Kawan-kawan tidak terima
penolakan saya, akhirnya setelah saya memberi pengertian kepada
teman-teman bahwa saya ingin fokus mengurus ibu maka barulah mereka bisa
menerima.
Ketika perjalanan haji, saya mengurus semua kebutuhan ibu, mulai dari makan, minum, mandi, ibadah dan lainnya. Terbayang oleh saya bagaimana dulu beliau mengurus kami diwaktu kecil, betapa repotnya beliau, 10 orang anak-anaknya laki-laki semua tidak ada perempuan. Sekarang disaat seperti inilah kesempatan bagi saya untuk berkhidmat penuh kepada beliau" beber pak H. Adi yang pernah aktif di Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) Kabupaten Limapuluh Kota ini.
Sebelum keberangkatan ke tanah suci, semua keluarga besar mendo'akan dan turut hadir pada acara walimatus Syafarnya mendoa'akan keselamatan dan keberkahan bagi beliau bertiga selama menunaikan ibadah haji di Makkah. Turut hadir ketika itu ke kampung halaman anak, menantu, cucu serta keluarga dari Jakarta " Ayah Alizamril, bapak Firdaus, dinda Salsabila, Afif, Feri, Annisa, Antan H. Zainudim Syam, bapak Istamir dan etek Murni. Dari Bengkulu datang pula Abah Ali Zarwan beserta 4 orang anggota keluarga lainnya." urai Buya Drs. Alizamril Sikumbang penceramah Rasil TV kepada media ini via WhatsApp.
Selama perjalanan menunaikan ibadah Haji bapak 5 orang anak ini tidak pernah sakit parah, hanya saja pernah mengalami sakit perut muntah-muntah ketika berangkat dari Sarilamak ke asrama haji Padang, ia lupa mengatur AC Bus diatas kepala dan ia juga lupa menutupi lehernya, kemudian pernah juga mengalami flu beberapa hari di kota suci Makkah. Sampai kembali pulang ke tengah-tengah keluarganya ia masih nampak sehat dan bugar.
Sebelumnya diberitakan "penyakit batuk merupakan masalah kesehatan yang paling banyak menyerang jamaah haji selama di Tanah Suci. Tentunya, serangan batuk cukup mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Misalnya bronkitis, Sinusitis, Penyakit Paru Menahun (PPM) atau Asma Bronkial yang memburuk. PPM adalah penyakit paru yang telah berlangsung lama atau menahun yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif. Faktor risiko dari PPM seperti kebiasaan merokok, debu dan bahan kimia (alergen), polusi udara, dan infeksi paru berulang. Gejala PPM antara lain batuk berdahak dan sesak napas terutama bila beraktivitas. Penderita PPM akan mengalami sesak napas yang semakin lama semakin bertambah berat. Penyakit ini sering meningkat atau timbul pada usia di atas 40 tahun. Jamaah haji dengan PPM umumnya adalah perokok."
Demikian kata Ilyas Nampira dokter spesialis kesehatan penerbangan yang bertugas di Pusat Kesehatan Haji Citra Kurniasari sebagaimana dikutip dari msn.com
Kemaren pukul 10.30 Wib. Senin (26/08/2019) 361 orang
Jama'ah haji asal kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat yang
tergabung kepada kloter 10 tiba di Sarilamak di sambut oleh Bupati 50
Kota Irfendi Arbi di halaman kantor Bupati 50 Kota. Wakil bupati 50 Kota
sekaligus Ketua TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah) Kabupaten Limapuluh Kota
Ferizal Ridwan mengatakan "Satu orang jemaah haji Kabupaten Limapuluh
Kota, atas nama Saharudin Abas (87) dikabarkan belum dapat pulang ke
Tanah Air di kampung halamannya di Kabupaten Limapuluh Kota, karena
sedang menjalani perawatan di Mekkah usai melaksanaan ibadah haji."
katanya sebagaimana dikutip dari dekadepos.com *Fitra Yadi - HN
Jama'ah Haji kabupaten 50 Kota ketika sampai di Sarilamak |
Nama aslinya Syufrawardi Sutan Malikiwi bin Djamain Kari Panduko namun di KTP tertulis Wardi Jamil. Kesehariannya adalah sebagai petani dan berdagang di sebuah toko harian di pasar Sarilamak.
Sekira 45 tahun sudah ia berkulindan dengan lintingan tembakau. "Dulu pernah ada keinginan untuk berhenti merokok, namun tidak juga berhasil, alhamdulillah ketika sampai di Tanah Suci kemaren hanya beberapa batang rokok saja yang sempat saya bakar, rasanya tidak nyaman saja tenggorokan ini menerima asap rokok, selera rokok tiba-tiba hilang" kata pak Haji yang kesehariannya dipanggil pak Adi ini kepada awak media ketika disambangi di kediamannya di belakang pasar Sarilamak siang itu (26/08).
H. Adi berangkat ke tanah suci bertiga dengan ibunya Zawadjir binti Abdurrahman (90 th) yang sudah menginjak usia renta juga istrinya Martionel binti Baharuddin said (53 th). Mereka tergabung kedalam kloter 10 embarkasi Padang sebanyak 362 orang jama'ah dari kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat. Berangkat ke tanah suci Makkah pada hari Ahad tanggal 14 Juli 2019 dan kembali lagi ke tanah air pada hari Senin tanggal 26 Agustus 2019 (43 hari perjalanan pulang-pergi).
Pak H. Adi |
Ketika perjalanan haji, saya mengurus semua kebutuhan ibu, mulai dari makan, minum, mandi, ibadah dan lainnya. Terbayang oleh saya bagaimana dulu beliau mengurus kami diwaktu kecil, betapa repotnya beliau, 10 orang anak-anaknya laki-laki semua tidak ada perempuan. Sekarang disaat seperti inilah kesempatan bagi saya untuk berkhidmat penuh kepada beliau" beber pak H. Adi yang pernah aktif di Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) Kabupaten Limapuluh Kota ini.
Sebelum keberangkatan ke tanah suci, semua keluarga besar mendo'akan dan turut hadir pada acara walimatus Syafarnya mendoa'akan keselamatan dan keberkahan bagi beliau bertiga selama menunaikan ibadah haji di Makkah. Turut hadir ketika itu ke kampung halaman anak, menantu, cucu serta keluarga dari Jakarta " Ayah Alizamril, bapak Firdaus, dinda Salsabila, Afif, Feri, Annisa, Antan H. Zainudim Syam, bapak Istamir dan etek Murni. Dari Bengkulu datang pula Abah Ali Zarwan beserta 4 orang anggota keluarga lainnya." urai Buya Drs. Alizamril Sikumbang penceramah Rasil TV kepada media ini via WhatsApp.
Selama perjalanan menunaikan ibadah Haji bapak 5 orang anak ini tidak pernah sakit parah, hanya saja pernah mengalami sakit perut muntah-muntah ketika berangkat dari Sarilamak ke asrama haji Padang, ia lupa mengatur AC Bus diatas kepala dan ia juga lupa menutupi lehernya, kemudian pernah juga mengalami flu beberapa hari di kota suci Makkah. Sampai kembali pulang ke tengah-tengah keluarganya ia masih nampak sehat dan bugar.
Sebelumnya diberitakan "penyakit batuk merupakan masalah kesehatan yang paling banyak menyerang jamaah haji selama di Tanah Suci. Tentunya, serangan batuk cukup mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Misalnya bronkitis, Sinusitis, Penyakit Paru Menahun (PPM) atau Asma Bronkial yang memburuk. PPM adalah penyakit paru yang telah berlangsung lama atau menahun yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif. Faktor risiko dari PPM seperti kebiasaan merokok, debu dan bahan kimia (alergen), polusi udara, dan infeksi paru berulang. Gejala PPM antara lain batuk berdahak dan sesak napas terutama bila beraktivitas. Penderita PPM akan mengalami sesak napas yang semakin lama semakin bertambah berat. Penyakit ini sering meningkat atau timbul pada usia di atas 40 tahun. Jamaah haji dengan PPM umumnya adalah perokok."
Demikian kata Ilyas Nampira dokter spesialis kesehatan penerbangan yang bertugas di Pusat Kesehatan Haji Citra Kurniasari sebagaimana dikutip dari msn.com
Wakil Bupati H. Ferizal Ridwan Disambut hangat Bupati 50 Kota H. Irfendi Arbi |