PENUH TANDA TANYA, 8 BULAN TERAKHIR 6 RUMAH GADANG TERBAKAR


Canduang - Ahad, 20 Mei 2012

Dari pantauan wartawan, musibah kebakaran yang menghanguskan 6 Rumah Gadang di dalam kurun waktu 8 bulan terakhir ini telah menimbulkan fenomena baru bagi masyarakat Canduang, kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

Mereka mulai menyadari bahwa harta pusaka tak ternilai yang menjadi simbol kaum yang diwariskan oleh nenek moyang sejak beratus-ratus tahun yang lalu itu satu per satu mulai hilang di tengah mereka. 

Diantara masyarakat ada pula yang khawatir kalau-kalau musibah kebaran ini adalah upaya terencana dari sebuah konspirasi. Mana mungkin terjadi secara kebetulan gumam mereka.

Data yang dihimpun menunjukkan bahwa Rumah Gadang yang terbakar itu adalah:
  1. Selasa (19/07/2011) pukul 03. 45 Wib dini hari terbakar 2 Rumah Gadang di Halaman Panjang jorong Batu Balantai.
  2. Jum'at (09/09/2011) pukul 22.50 Wib. terbakar 1Rumah Gadang di jorong Labuang. 
  3. Sabtu (05/05/2012) pukul 22.50 WIb. terbakar 1 Rumah Gadang di jorong Canduang Guguak Katiak.
  4. Kamis (17/05/2012) pada pukul 21:30 Wib. terbakar 1 Rumah Gadang di Simpang Parumahan, jorong III Suku.
  5. Dan terakhir pada hari Sabtu (19/05/2012) pukul 01.00 Wib. terbakar pula satu Rumah Gadang di Simpang Anjuang jorong Batu Balantai.
Fakta menunjukkan bahwa yang pertama terbakar itu adalah Rumah Gadang kosong yang tidak dihuni kemudian merembes ke rumah di sekitarnya. Banyak rumah kayu tua di nagari Canduang Koto Laweh, namun mengapa Rumah Gadang yang selalu menjadi sasaran awal amukan si jago merah. Akankah Rumah Gadang lainnya akan mengalami nasib serupa? kata mereka khawatir.

Masyarakat ramai memperbincangkan perkara ini, mulai dari lapau-lapau, simpang-simpang, di teras Masjid sepulang shalat berjama'ah, di majlis-majlis Taklim Yasinan, sampai ke sawah dan ladang-ladang. 

Bukan hanya itu, di situs jejaring sosial seperti facebook ramai pula diperbincangkan. Topik Rumah Gadang terbakar ini menjadi issu hangat didiskusikan.Masyarakat perentauan resah dan akan menggalang solidaritas untuk menanggulanginya.

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Canduang Koto Laweh HZ. Dt. Ambasa saat ditemui di kediamannya  di Kubu Baru nampak sedih dengan keadaan sebagian besar Rumah Gadang yang tidak terawat, tidak dihuni hingga terbakar ini. Ini adalah kelalaian kita bersama. Rumah Gadang itu adalah identitas masing-masing kaum selain pandam pekuburan katanya.

HZ. Dt. Ambasa mengharapkan supaya ada upaya cepat untuk menginfentarisir kembali asset Rumah Gadang yang ada di nagari Canduang Koto Laweh dan cara pemeliharaannya.

"Saya menghimbau kepada seluruh kaum untuk merawat dan menghuni kembali Rumah-rumah Gadang yang telah kosong" tukuk HZ. Dt. Ambasa.

Wali nagari Canduang Koto Laweh Thamrin HK. Dt. Pangeran S.Sos tidak banyak berkomentar saat dikonfirmasi wartawan.

"Kami akan memusyawarahkan hal ini terlebih dahulu dengan Niniak-mamak pemangku adat, tokoh-tokoh masyarat dan pemerintah pada hari Senin (21/05) mendatang, nanti kita dengar keputusannya" kata Dt. Pangeran.
 
Sehingga tanpa komando resmi dari pemerintah, masyarakat mulai aktif ronda malam. Hal itu terlihat ketika wartawan berkeliling nagari Canduang Koto Laweh pada Malam Minggu dini hari (20/05). Para pemuda nampak berjaga-jaga di setiap simpang. | Fitrayadi

Lebih baru Lebih lama