ANGIN KENCANG LANDA SUMANIK, SASAR RUMAH-RUMAH GADANG

 

Angin kencang melanda Sumanik pada Minggu (4/4/2021) merusak Rumah-rumah Gadang.
Di photo nampak salah satu Rumah Gadang yang atapnya diporak-porandakan angin
di Balai Sangkur, jorong Piliang Soni, Sumanik
 

 

Dipublikasikan pada: Ahad, 204 April 2021 M - 22 Sya'ban 1442 H

 

Sumanik-Batusangkar, gelombangsumatera.comAngin kencang memporak-porandakan Rumah-rumah Gadang di nagari Sumanik kecamatan Salimpaung kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat pada Minggu dini hari (4/4/2021).

 

Pengamatan media di beberapa jorong di nagari Sumanik subuh Minggu (4/4/2021) itu tercatat beberapa Rumah Gadang atapnya ditemukan rusak diterpa angin kencang, diantaranya berada di jorong Piliang Soni, jorong Piliang Loweh, Jorong Koto Piliang dan jorong Mandahiliang.

 

Kepala Jorong Koto Piliang ibu Rina saat bergotong-royong bersama warga membersihkan material pohon tumbang menimpa rumah warga di Bondoahiliang kepada rekan media menyampaikan bahwa "ketika itu sedang berlangsung gotong-royong memotong pohon durian yang tumbang menimpa rumah dapur nenek Sofia. Satgas Penanggulangan Bencana nagari bersama warga membersihkan material yang berpotensi  bencana, memotong dahan-dahan kayu yang membahayakan serta menebang beberapa pohon Alpukat".

 

 

Salah satu rumah warga di Longgoa Bawah Piliang Soni Sumanik atap rumahnya disapu angin

Kepala jorong Piliang Soni pak Yon melalui sambungan telpon menyampaikan "banyak rumah-rumah yang rusak diterpa angin kecang itu, bukan saja Rumah Gadang. Pada hari Senin (5/4/2021) aparat nagari akan melakukan pendataan kerusakan yang terjadi. Sempat dilakukan pemadaman arus listrik beberapa jam" katanya.

 

Sebagaimana dilaporlan oleh padangkita.com pada Minggu, 4/04/2021 dikatakan bahwa "Tanah Datar Paling Parah Diterjang Angin Kencang, Sudah 300 Lebih Bangunan Rusak".


"Bangunan rusak akibat terpaan langsung angin kencang dan ada pula yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Bangun itu terdiri dari rumah atau hunian, fasilitas umum berupa musala dan masjid, serta rumah gadang."

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar Thamrin mengatakan, data yang dihimpun di lapangan juga masih data sementara. Artinya, jumlah bangunan yang rusak bisa bertambah.

“Bangunan yang rusak mencapai 300 unit bangunan. Ada yang rusak berat hingga ringan. Itu hasil tinjauan BPBD bersama pihak terkait pada Minggu (4/4/2021) ini,” ungkap Thamrin, siang tadi (4/4/2021).

Thamrin berharap, kepada warga yang terkena dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini untuk melapor kepada pemerintah nagari masing-masing.

“Cuaca seperti ini akan terjadi hingga pertengahan April 2021 ini, kami meminta warga tetap waspada dan mengurangi kegiatan di luar rumah ketika angin kencang,” imbau Thamrin.

Selain bangunan, kata Thamrin, ada juga lahan pertanian yang rusak, termasuk hewan ternak yang luka atau mati. Namun demikian, dia belum bisa memastikan jumlah pasti kerugian akibat bencana ini.

“Mengenai total kerugian materi belum bisa kita prediksi. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada korban jiwa,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tanah Datar Yuhardi mengatakan bantuan yang akan disalurkan dalam bentuk sembako, bukan uang tunai. Tahap awal, Pemkab akan membantu melalui bantuan tanggap darurat bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (BAZ).

“Perlu diluruskan, bantuan tanggap darurat itu berbentuk sembako, bukan uang seperti yang dikatakan beberapa pihak. Dan untuk bantuan lain, semua OPD (organisasi perangkat daerah) sudah melakukan melalui Tagana, Baznas dan juga BPBD. Yang melibatkan tim Satgas bencana nagari,” tutur Yuhardi.

Untuk bantuan selanjutnya, kata Yuhardi, akan diupayakan bantuan untuk rumah yang rusak berat, sedang dan ringan melalui BPBD.

sumbar.inews.id juga melaporkan "Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sakimin mengatakan, fenomena angin kencang dari siang hari hingga malam hari ini di wilayah Pesisir Sumatera Barat dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya Banten," kata Sakimin, Minggu (4/4/2021). Sakimin menambahkan, tekanan rendah ini menyebabkan adanya pola pertemuan angin di wilayah pesisir Sumatera Barat yang memicu pertumbuhan awan hujan yang cukup kuat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.

"Ini siklus dampak dari gerak semu matahari, posisi lagi di Equator, ada gelombang Rossby itu. Gelombang atmosfer itu yang menjalar ke arah barat, sehingga angin ketarik ke daerah bertekanan rendah, yang banyak kena itu pesisir barat karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia di sisi barat," katanya.

Pada bulan Maret setiap tahun, kata Sakimin, biasanya akan selalu terjadi fenomena angin kencang dan cuaca ekstrem, lantaran posisi matahari berada di Equator (Garis Khatulistiwa).

"Fenomena angin kencang dan cuaca ekstrem seperti ini terjadi setiap tahun. Hanya saja, kata Sakimin, tahun lalu tidak separah ini," ungkapnya. Kecenderungan ke depan secara umum prakirakan akan membaik, untuk Minggu 4 April 2021, masih terdapat potensi hujan disertai angin kencang namun intensitasnya perkirakan tidak seekstrem kemarin Sabtu (3/5). "Sementara untuk besok Senin 5 April 2021, kami prakirakan masih terdapat potensi hujan tapi sudah tidak disertai angin kencang lagi," kata Sakimin.

Dilaporkan oleh: F. Malin Parmato

Lebih baru Lebih lama