Sabtu, 9 Safar 1437 H / 21 November 2015 M
Reporter: Fitra Yadi
HN-Pangkal Pinang. Walaupun gagal membawa anak didiknya ke babak final, namun Efri Meldi bersyukur dan cukup bangga berada pada peringkat 4 yang diraih oleh tim Basket Putra Sumbar yang mengikuti Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera ke IX di Pangkalpinang - Bangka Belitung yang berlangsung pada tanggal 13 s.d 21 November 2015.
Dikutip dari laman porwil-sumatera.babelprov.go.id, pada PORWIL IX ini Sumbar hanya menduduki peringkat ke-4 dari 10 propinsi yang ikut serta se Sumatera, dan berhasil membawa pulang 20 medali emas, 20 medali perak dan 28 medali perunggu.
Efri Meldi adalah Head Coach (Pelatih Kepala) pada tim Basket Putra Sumbar yang mengikuti Porwil IX di Pangkal Pinang Bangka Belitung ini. Ia dipanggil pulang kampung ke Sumbar untuk memperkuat tim basket daerahnya dimana sebelumnya ia juga telah melatih di Liga Basket Profesional Indonesia di klub Satyawacana Salatiga.
"Saya merasa kecewa karena gagal membawa Sumbar meraih mendali, tetapi kita semua sudah berusaha super maksimal. Disamping itu kita cukup bangga bisa sampai ke semi final dengan pemain lokal putra dari daerah kita semua, sedangkan daerah lain ada yang membeli pemain bayaran. Potensi anak daerah yang kita maksimalkan. Mengembangkan potensi anak daerah itu jauh lebih baik daripada membeli orang hebat tetapi milik orang lain. Kalau spirit pemain sudah ok, ditambah lagi spiritual, namun semua Allah yang menentukan" kata Efri Meldi yang pernah mengenyam pendidikan pesantren ini kepada HN Sabtu (21/11).
Efri Meldi menambahkan bahwa tim basket putra Sumbar yang ikut besertanya ke Pangkal Pinang adalah sejumlah 15 orang yang berasal dari Bukittinggi 2 orang,Tanah Datar 3 orang, Agam 1 orang, Padang 1 orang, Kota Solok 1 orang, Padang Panjang 3 orang, Payakumbuh 3 orang dan dari Limapuluh Kota 1 orang.
Sekarang Efri Meldi sudah berada di Jakarta. Kemaren sewaktu di Pankal Pinang, ia juga mengajak serta istri dan anaknya. Tanggal 24 sampai 29 November mendatang ia mesti ke Bandung mengikuti tanding liga IBL, dan tanggal 30 November 2015 kembali lagi ke Salatiga, melatih di Satyawacana seperti biasa.
Profil
Nama lengkapnya adalah Efri Meldi, S.Pd, M.Or (30 th.), biasa dipanggil Meldi, bersuku Piliang Soni, anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Ermawati (54th.) dan Masrul (54 th.). Lahir pada tanggal 10 April 1983 di Sumanik, Kec. Salimpaung, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Sudah hampir 3 tahun membina rumah tangga dengan Sity Aisyah, S.Kom, MM, (25 th.) yang juga warga Sumaniak. Mereka menikah pada tanggal 5 Januari 2013.
Sang istri dulunya pernah bekerja di Bank Danamon Syari'ah Jakarta, namun setelah melahirkan putri pertamanya Siti Aqilah Hasya Azzahra yang baru berumur 9 bulan 23 hari ia menfokuskan diri di rumah saja mengasuh dan membesarkan si buah hati. Sekarang pasutri ini tinggal di Gang Andong, Jl. Osamaliki, Salatiga, Jawa Tengah.
Riwayat Pendidikan
Efri Meldi mengawali pendidikannya di TK Aisyiyah Sumanik, kemudian masuk SD dan diterima di SDN 04 Sumanik. Ketika SD itu ia juga belajar tulis baca Al-Qur'an di Mushalla Nurul Irsyad (Longgoa Bawah) pada malam hari dengan gurunya Pak Zul, Pak As, Tek Neni, Udo In dan berhasil khatam Alqur'an pada kelas 6 SD. Disamping itu, sepulang sekolah SD, pada sore harinya ia juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MIS) Muhammadiyah Sumanik. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan Tsanawiyah - Aliyahnya di Pondok Pesantren Al-Islah Palembang.. Namun tingkat Aliyah hanya 1 tahun ia jalani di sana kemudian melanjutkan pendidikan ke Ponpes MTI Canduang Agam Sumatera Barat. Hanya 2 minggu saja di MTI Canduang kemudian ia mendaftar lagi di STM Muhammadiyah di kampung halamannya Sumaniak. Setamat dari STM ia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Kepelatihan Olahraga, namun hanya 6 semester saja disana kemudian pindah ke Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan menamatkan S1 di sana. Kemudian ijazah S2 ia dapatkan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan jurusan Ilmu Keolahragaan.
Prestasi
Efri Meldi sudah mendapatkan sedulang prestasi, diantaranya mendapat mendali emas pada Porda di Dharmasraya, Sumatera Barat membawa Basket Putera Tanah Datar tahun 2014. Pernah juga mendapat mendali emas pada Pon Riau pada tahun 2012, ketika itu menjadi Pelatih Kepala Basket Putera di Jawa Tengah. Assisten pelatih Tim Nasional Indonesia U 16 di Malaysia. Pernah juga menjadi Assisten Timnas Indonesia U 16th di FIBA Asia di Vietnam. Assisten Pelatih Timnas Indonesia U 18 th di Singapura tahun 2012. Sekarang Pelatih Kepala di klub basket profesional IBL Satyawacana Salatiga Jawa Tengah.
Kisah
Efri Meldi menceritakan awal dia ke Saltiga adalah sewaktu menjalani kuliah semester 6 di Universitas Negeri Padang. Ketika itu ada penataran pelatih di daerah Pondok, penatarnya dari Jakarta yaitu pak Danny Kosasih. Jadi waktu itu Meldi pergi melihat-lihat saja ke lokasi penataran karena tidak punya uang untuk mendaftar. Ketika waktu makan siang Efri Meldi dikenalkan oleh kawannya dengan pak Danny itu. Tiba-tiba pak Danny langsung tertarik dan mengajak Efri Meldi berangkat ke Jawa. Tampa ragu ia langsung menerima tawaran itu dan mengurus surat cuti kuliah setelah mendapat izin dari Mama.
Dua tahun ia tidak digaji, ia menjadi tukang pel lapangan serta mempersiapkan kebutuhan tim di Salatiga. Pel lapangan, loundry baju kotor, menyiapkan makan pemain, tetapi setiap hari baca buku, menulis dan belajar tentang Basket, dan punya mimpi untuk jadi pelatih besar. Habis latihan Meldi naik sepeda motor berangkat kuliah ke Solo, sekitar 60 Km, habis kuliah langsung pulang untuk latihan lagi sorenya. Begitulah kegiatan Meldi setiap harinya sampai menyelesaikan S2. Memang betul kiranya bahwa kerja keras itu akan berbanding lurus dengan hasil. Sampai sekarang ia telah menjadi Pelatih Kepala dan menjadi Penatar pelatih, sertifikat FIBA, begitulah cerita singkatnya cerita Efri Meldi.
Klip Berita
Dikutip dari laman nblindonesia.com yang berjudul "Raih Gelar Master dengan IPK 3.60 Efri Meldi, Head Coach Satya Wacana Metro LBC Bandung" dikatakan bahwa "ACUNGAN jempol layak diberikan kepada Efri Meldi, 30 tahun. Di tengah kesibukannya sebagai head coach Satya Wacana Metro LBC Bandung, pria kelahiran Tanah Datar (Sumatera Barat) ini berhasil menyelesaikan pendidikan magister (S2) jurusan Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo. Lebih hebat lagi, dia dinyatakan lulus dengan IPK 3,60.
Efri kini resmi menyandang gelar sebagai Magister Olahraga (M.Or), setelah melangsungkan prosesi wisuda, Sabtu (7/12/2013). Hadir dalam momen membahagiakan itu para pemain dan tim pelatih Satya Wacana.
”Sejak kecil saya memang bercita-cita bisa sekolah setinggi mungkin. Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikan studi S2. Kalau ada kesempatan lagi, saya ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya (S3),” ujar alumnus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo ini.
Bukan perkara mudah bagi Efri untuk menyelesaikan pendidikan, di tengah kesibukannya sebagai head coach pada salah satu klub di liga basket profesional kasta tertinggi di tanah air. Dia harus pintar membagi waktu antara kuliah dengan tanggung-jawabnya sebagai pelatih di klub yang ber-home base di Salatiga itu.
”Setelah selesai latihan pagi, saya langsung meluncur ke kampus (di Solo). Setelah itu kembali lagi ke Salatiga untuk sesi latihan sore. Jaraknya sekitar 50 km-an. Jadi, bolak-balik Salatiga-Solo sudah jadi rutinitas saya selama ini,” ungkap Efri.
Efri berharap, keberhasilannya menyelesaikan pendidikan S2 bisa diikuti oleh anak didiknya. ”Saya mewanti-wanti anak-anak (Satya Wacana) yang belum menyelesaikan kuliahnya, agar juga bisa cepat menyelesaikan kuliahnya seperti saya,” sambungnya.Efri Meldi mengatakan takut menjadi orang sombong, orang kampungnya di Sumaniak banyak yang tidak mengenalnya, ingin tetap rendah hati. Biar orang nanti tahu dengan sendirinya ka Meldi.
Kenangan tak terlupakan
Efri Meldi mengatakan bahwa ini semua berawal berkat perjuangan waktu sekolah di STM Sumaniak dulu, ketika itu ia pernah pergi latihan tidak punya uang untuk ongkos angkutan umum, lalu ia lari maraton ke Batusangkar 20 Km pulang-balik.
Yang mengajarkan tentang hidup dan pengembaangan diri adalah guru olahraganya di STM itu, namanya Drs. Suhendra, sekarang mengajar di SMPN Minangkabau. Ia juga menjadi pelatih basket Meldi di Batusangkar kala itu. Dari situ sampai sekarang saya selalu mendapat bimbingan beliau dan sudah saya anggap sebagai ayah kata Efri Meldi.
Reporter: Fitra Yadi
Efri Meldi |
Dikutip dari laman porwil-sumatera.babelprov.go.id, pada PORWIL IX ini Sumbar hanya menduduki peringkat ke-4 dari 10 propinsi yang ikut serta se Sumatera, dan berhasil membawa pulang 20 medali emas, 20 medali perak dan 28 medali perunggu.
Efri Meldi adalah Head Coach (Pelatih Kepala) pada tim Basket Putra Sumbar yang mengikuti Porwil IX di Pangkal Pinang Bangka Belitung ini. Ia dipanggil pulang kampung ke Sumbar untuk memperkuat tim basket daerahnya dimana sebelumnya ia juga telah melatih di Liga Basket Profesional Indonesia di klub Satyawacana Salatiga.
"Saya merasa kecewa karena gagal membawa Sumbar meraih mendali, tetapi kita semua sudah berusaha super maksimal. Disamping itu kita cukup bangga bisa sampai ke semi final dengan pemain lokal putra dari daerah kita semua, sedangkan daerah lain ada yang membeli pemain bayaran. Potensi anak daerah yang kita maksimalkan. Mengembangkan potensi anak daerah itu jauh lebih baik daripada membeli orang hebat tetapi milik orang lain. Kalau spirit pemain sudah ok, ditambah lagi spiritual, namun semua Allah yang menentukan" kata Efri Meldi yang pernah mengenyam pendidikan pesantren ini kepada HN Sabtu (21/11).
Efri Meldi menambahkan bahwa tim basket putra Sumbar yang ikut besertanya ke Pangkal Pinang adalah sejumlah 15 orang yang berasal dari Bukittinggi 2 orang,Tanah Datar 3 orang, Agam 1 orang, Padang 1 orang, Kota Solok 1 orang, Padang Panjang 3 orang, Payakumbuh 3 orang dan dari Limapuluh Kota 1 orang.
Sekarang Efri Meldi sudah berada di Jakarta. Kemaren sewaktu di Pankal Pinang, ia juga mengajak serta istri dan anaknya. Tanggal 24 sampai 29 November mendatang ia mesti ke Bandung mengikuti tanding liga IBL, dan tanggal 30 November 2015 kembali lagi ke Salatiga, melatih di Satyawacana seperti biasa.
Profil
Nama lengkapnya adalah Efri Meldi, S.Pd, M.Or (30 th.), biasa dipanggil Meldi, bersuku Piliang Soni, anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Ermawati (54th.) dan Masrul (54 th.). Lahir pada tanggal 10 April 1983 di Sumanik, Kec. Salimpaung, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Sudah hampir 3 tahun membina rumah tangga dengan Sity Aisyah, S.Kom, MM, (25 th.) yang juga warga Sumaniak. Mereka menikah pada tanggal 5 Januari 2013.
Sang istri dulunya pernah bekerja di Bank Danamon Syari'ah Jakarta, namun setelah melahirkan putri pertamanya Siti Aqilah Hasya Azzahra yang baru berumur 9 bulan 23 hari ia menfokuskan diri di rumah saja mengasuh dan membesarkan si buah hati. Sekarang pasutri ini tinggal di Gang Andong, Jl. Osamaliki, Salatiga, Jawa Tengah.
Riwayat Pendidikan
Efri Meldi mengawali pendidikannya di TK Aisyiyah Sumanik, kemudian masuk SD dan diterima di SDN 04 Sumanik. Ketika SD itu ia juga belajar tulis baca Al-Qur'an di Mushalla Nurul Irsyad (Longgoa Bawah) pada malam hari dengan gurunya Pak Zul, Pak As, Tek Neni, Udo In dan berhasil khatam Alqur'an pada kelas 6 SD. Disamping itu, sepulang sekolah SD, pada sore harinya ia juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MIS) Muhammadiyah Sumanik. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan Tsanawiyah - Aliyahnya di Pondok Pesantren Al-Islah Palembang.. Namun tingkat Aliyah hanya 1 tahun ia jalani di sana kemudian melanjutkan pendidikan ke Ponpes MTI Canduang Agam Sumatera Barat. Hanya 2 minggu saja di MTI Canduang kemudian ia mendaftar lagi di STM Muhammadiyah di kampung halamannya Sumaniak. Setamat dari STM ia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Kepelatihan Olahraga, namun hanya 6 semester saja disana kemudian pindah ke Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan menamatkan S1 di sana. Kemudian ijazah S2 ia dapatkan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan jurusan Ilmu Keolahragaan.
Efri Meldi sudah mendapatkan sedulang prestasi, diantaranya mendapat mendali emas pada Porda di Dharmasraya, Sumatera Barat membawa Basket Putera Tanah Datar tahun 2014. Pernah juga mendapat mendali emas pada Pon Riau pada tahun 2012, ketika itu menjadi Pelatih Kepala Basket Putera di Jawa Tengah. Assisten pelatih Tim Nasional Indonesia U 16 di Malaysia. Pernah juga menjadi Assisten Timnas Indonesia U 16th di FIBA Asia di Vietnam. Assisten Pelatih Timnas Indonesia U 18 th di Singapura tahun 2012. Sekarang Pelatih Kepala di klub basket profesional IBL Satyawacana Salatiga Jawa Tengah.
Kisah
Efri Meldi menceritakan awal dia ke Saltiga adalah sewaktu menjalani kuliah semester 6 di Universitas Negeri Padang. Ketika itu ada penataran pelatih di daerah Pondok, penatarnya dari Jakarta yaitu pak Danny Kosasih. Jadi waktu itu Meldi pergi melihat-lihat saja ke lokasi penataran karena tidak punya uang untuk mendaftar. Ketika waktu makan siang Efri Meldi dikenalkan oleh kawannya dengan pak Danny itu. Tiba-tiba pak Danny langsung tertarik dan mengajak Efri Meldi berangkat ke Jawa. Tampa ragu ia langsung menerima tawaran itu dan mengurus surat cuti kuliah setelah mendapat izin dari Mama.
Dua tahun ia tidak digaji, ia menjadi tukang pel lapangan serta mempersiapkan kebutuhan tim di Salatiga. Pel lapangan, loundry baju kotor, menyiapkan makan pemain, tetapi setiap hari baca buku, menulis dan belajar tentang Basket, dan punya mimpi untuk jadi pelatih besar. Habis latihan Meldi naik sepeda motor berangkat kuliah ke Solo, sekitar 60 Km, habis kuliah langsung pulang untuk latihan lagi sorenya. Begitulah kegiatan Meldi setiap harinya sampai menyelesaikan S2. Memang betul kiranya bahwa kerja keras itu akan berbanding lurus dengan hasil. Sampai sekarang ia telah menjadi Pelatih Kepala dan menjadi Penatar pelatih, sertifikat FIBA, begitulah cerita singkatnya cerita Efri Meldi.
Klip Berita
Dikutip dari laman nblindonesia.com yang berjudul "Raih Gelar Master dengan IPK 3.60 Efri Meldi, Head Coach Satya Wacana Metro LBC Bandung" dikatakan bahwa "ACUNGAN jempol layak diberikan kepada Efri Meldi, 30 tahun. Di tengah kesibukannya sebagai head coach Satya Wacana Metro LBC Bandung, pria kelahiran Tanah Datar (Sumatera Barat) ini berhasil menyelesaikan pendidikan magister (S2) jurusan Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo. Lebih hebat lagi, dia dinyatakan lulus dengan IPK 3,60.
Efri kini resmi menyandang gelar sebagai Magister Olahraga (M.Or), setelah melangsungkan prosesi wisuda, Sabtu (7/12/2013). Hadir dalam momen membahagiakan itu para pemain dan tim pelatih Satya Wacana.
”Sejak kecil saya memang bercita-cita bisa sekolah setinggi mungkin. Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikan studi S2. Kalau ada kesempatan lagi, saya ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya (S3),” ujar alumnus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo ini.
Bukan perkara mudah bagi Efri untuk menyelesaikan pendidikan, di tengah kesibukannya sebagai head coach pada salah satu klub di liga basket profesional kasta tertinggi di tanah air. Dia harus pintar membagi waktu antara kuliah dengan tanggung-jawabnya sebagai pelatih di klub yang ber-home base di Salatiga itu.
”Setelah selesai latihan pagi, saya langsung meluncur ke kampus (di Solo). Setelah itu kembali lagi ke Salatiga untuk sesi latihan sore. Jaraknya sekitar 50 km-an. Jadi, bolak-balik Salatiga-Solo sudah jadi rutinitas saya selama ini,” ungkap Efri.
Efri berharap, keberhasilannya menyelesaikan pendidikan S2 bisa diikuti oleh anak didiknya. ”Saya mewanti-wanti anak-anak (Satya Wacana) yang belum menyelesaikan kuliahnya, agar juga bisa cepat menyelesaikan kuliahnya seperti saya,” sambungnya.Efri Meldi mengatakan takut menjadi orang sombong, orang kampungnya di Sumaniak banyak yang tidak mengenalnya, ingin tetap rendah hati. Biar orang nanti tahu dengan sendirinya ka Meldi.
Kenangan tak terlupakan
Efri Meldi mengatakan bahwa ini semua berawal berkat perjuangan waktu sekolah di STM Sumaniak dulu, ketika itu ia pernah pergi latihan tidak punya uang untuk ongkos angkutan umum, lalu ia lari maraton ke Batusangkar 20 Km pulang-balik.
Yang mengajarkan tentang hidup dan pengembaangan diri adalah guru olahraganya di STM itu, namanya Drs. Suhendra, sekarang mengajar di SMPN Minangkabau. Ia juga menjadi pelatih basket Meldi di Batusangkar kala itu. Dari situ sampai sekarang saya selalu mendapat bimbingan beliau dan sudah saya anggap sebagai ayah kata Efri Meldi.